Jumat, 30 September 2016

Museum Wayang Wonogiri dan Masa Kecil (Alm) Presiden Soeharto

Museum Wayang Indonesia terletak di Kecamatan Wuryantoro Kabupaten Wonogiri, sekitar tigapuluh kilometer kearah selatan dari pusat kota Wonogiri. Koleksi wayangnya mungkin tidak terlalu banyak, namun sejarah dari tempat ini yang sangat menarik untuk diceritakan.

Tempat ini dahulunya adalah kediaman dari Keluarga Prawirowihardjo seorang mantri tani, dimana Istri (Ny.) Prawirowihardjo merupakan bibi dari Presiden Soeharto dari pihak ayah. Pak Harto ikut keluarga Prawirowihardjo sejak usia 6 atau 7 tahun.
Garis keturunan (Alm) Presiden Soeharto
Masa kecil pak harto dihabiskan di Wuryantoro, di rumah ini yang diberi nama Padhepokan Pak Bei Tani. Setelah paman pak harto pensiun dari mantri tani, beliau menjual rumah ini lalu pulang kampung ke bantul dan menghabiskan masa pensiun disana. Setelah pak harto diangkat menjadi presiden, pada sekitar tahun 1969 beliau membeli kembali rumah ini berikut pekarangan di sekitarnya. Pak harto merombak dan membangun kembali rumah ini. Sampai akhirnya diserahkan ke pemerintah Kabupaten Wonogiri sebagai bangunan Cagar Budaya.
berbagai koleksi di museum wayang indonesia - wonogiri
Pada jaman kepemimpinan Bapak Begug Purnomosidi sebagai Bupati Wonogiri, tempat ini diubah sebagai museum Wayang, sebelumnya tempat ini masih terbuka layaknya pendopo dengan bangunan yang bisa untuk menginap di kanan / kirinya.
Koleksi Foto-foto di ruangan sebelahnya
Satu pesan yang di utarakan oleh pak harto saat merombak bangunan ini adalah bahwa semua bangunan silahkan dirombak seperti apapun asalkan sumur dan tempat mandi disebelahnya dibiarkan apa adanya. Karena di situ tersimpan kenangan pak harto semasa kecil.
Sumur dan tempat mandi pak harto (abaikan gambar ember)
Pak Harto pada masa itu istilah jawanya ngenger (ikut) keluarga pamannya, setiap pagi hari sebelum berangkat sekolah, Pak Harto mengangkut air untuk mandi satu keluarga, setelah selesai pak harto baru mandi di sumur. Pak Harto yang membikin sendiri tempat mandi itu setahap demi setahap seperti lerlihat dalam foto.
Sumber : Kisah dari penjaga Museum sebagai saksi hidup.

0 komentar:

Posting Komentar