Selasa, 09 Oktober 2012

Museum Karst Pracimantoro

Kamis, 03/06/2010 09:00 WIB
WONOGIRI—Museum Karst yang sejak 30 Juni 2009 lalu diresmikan oleh Presiden, mulai Rabu (2/6) resmi dibuka untuk umum. Selama ini, museum yang terletak di Desa Gebangharjo, Kecamatan Pracimantoro, Wonogiri  itu hanya menerima rombongan dinas serta rombongan siswa dari sekolah. Itu pun harus dengan izin terlebih dulu.
Peresmian museum kars tersebut dilakukan oleh Wakil Bupati Wonogiri, Y Soemarmo, yang mewakili Bupati.  Hadir juga dalam kesempatan itu, Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, R Sukhyar.
Bersamaan dengan itu, dilakukan penandatanganan naskah kerja sama pemanfaatan kawasan karst sebagai sarana edukasi, rekreasi, dan informasi. Dalam sambutannya, Sukhyar menjelaskan, kawasan karst adalah fenomena alam yang terlihat dari bentuk alam yang unik sebagai hasil dari proses pelarutan batuan karbonat, yang kebanyakan didominasi batuan gamping.
“Ciri utama kawasan seperti ini bisa dilihat dengan keberadaan topografi daerah yang berbentuk menara dan kerucut serta ditemukan banyak gua dengan stalaktit dan stalakmit. Selain itu kawasan ini banyak terdapat sungai bawah tanah dan banyak sumber mata air. Oleh karena itu, kawasan seperti ini bisa dikembangkan menjadi objek wisata alam,” katanya.
Konsekuensi yang timbul, kawasan karst perlu dikonservasi agar keberadaannya tetap terjaga. Dengan kata lain, harus dihindari keberadaan kawasan karst sebagai aset ekonomi justru merusak kawasan itu sendiri.
Museum karst senilai Rp 19 miliar yang mulai dibangun 2 Juli 2008, dibiayai dengan dana dari pusat, provinsi, dan sebagian dari APBD. Kawasan museum tersebut berdiri di atas lahan seluas 29,86 hektare. Sementara khusus bangunan museum dengan tiga lantai itu seluas 2,2 hektare. Sisanya untuk kawasan parkir dan jalan menuju museum dari jalan raya. (son)

SUMBER 

Dikelilingi Enam Gua, Menjadi Rest Area Jalur Lintas Selatan Jawa


WONOGIRI. Lokasi bangunan Museum Kars tergolong istimewa dan strategis. Menempati lahan seluas 3,5 hentar, lokasi kompleks bangunan museum berbentuk limas ini berada di lembah diantara perbukitan kars Pegunungan Sewu. Disekitar lokasi ini terdapat enam gua dan satu luweng yang memperkaya khazanah kars di museum ini.

Paling dekat adalah Gua Sodong hanya berjarak sekitar 100 meter  dari bangunan utama museum. Gua ini memiliki lorong panjang dan mempunyai bentukan stalaktit danstalakmit yang masih hidup. Di dalam gua ini terdapat sungai bawah tanah dan sumber air yang sudah sejak lama dijadikan sumber air oleh penduduk setempat.

Kemudian ada Gua Tembus. Berada di bukit yang di sisi kiri lokasi museum, gua ini memiliki panjang lorong sekitar 50 meter serta mempunyai dua mulut gua. Selanjutnya adalah Gua Petro-Bunder yang mempunyai bentukan stalaktit dan stalakmit dengan kristal kalsit yang sangat spesifik sehingga tampak memiliki keunikan tersendiri.

Selanjutnya adalah Gua Gilap. Gua ini merupakan bentukan dolina dengan tebing vertikal serta memiliki bentukan stalaktit yang unik dan terdapat gua di dasar dolina yang belum tereksplorasi. Selain gua-gua tadi disekitar tempat itu juga terdapat Gua Mrica yang merupakan gua kecil dan Gua Sonya Ruri.

Berikutnya adalah Luweng Sapen. Ini merupakan gua vertikal dengan sungai bawah tanah di dasarnya. Sungai bawah tanah ini telah diturap untuk memenuhi kebutuhan air bagi penduduk di tiga dusun di Desa Gebangharjo.

Seluruh lokasi gua-gua tadi lahannya sudah di bebaskan oleh Pemerintah Kabupaten Wonogiri. Menurut Camat Pracimantoro S Sudibyo pembebasan lahan itu antara lain bertujuan untuk dijadikan kawasan konservasi guna mengamankan keberadaan gua-gua kars tersebut.

Selama ini gua-gua tersebut sebagian berada di lahan milik masyarakat sehingga aspek keamanan dan pengelolaannya tergolong rendah. Padahal di dalam gua-gua tersebut terdapat stalaktit dan stalakmit yang perlu dijaga kebaradaannya. Selain itu berbagai sumber air dalam gua juga perlu dijaga karena sangat penting bagi masyarakat.

Selain dikelilingi gua, lokasi kompleks Museum Kars berada di jalur jalan lintas selatan Jawa Bagian Tengah yaitu yang menghubungkan kota Wonogiri (Jawa Tengah) dengan kota Wonosari (Yogyakarta). Museum ini berjarak 40 Km ke arah selatan Wonogiri dan 30 Km ke arah timur Wonosari. Oleh sebab itu lokasi museum ini sangat cocok sebagai rest area bagi pengguna jalur lintas ini.

SUMBER

1 komentar: