Rabu, 24 Desember 2014

Song Gilap

 
Song Gilap atau Goa Gilap masih berada dalam lokasi karst Pracimantoro, tidak jauh dari Museum Karst. Goa ini mirip dengan goa-goa lain dikawasan karst Pracimantoro, yang menyebabkan goa ini "special" adalah adanya penemuan benda-benda purbakala dari jaman prasejarah.
Pada Juni 2012 ditemukan artefak berupa pisau dari tulang di bekas galian tambang di Song Gilap. Lalu tim peneliti dari Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Tengah dan arkeolog UGM Jogja, Senin-Sabtu (24-29/6/2013), meneliti lebih lanjut temuan artefak di gua tersebut.

infowonogiri.com – PRACIMANTORO – Gugusan Goa-goa Karst  yang berada di jajaran Pegunungan Seribu Pracimantoro Wonogiri, diyakini terdapat Artefak yang merupakan peninggalan Manusia Purba. Yang sebenarnya juga telah lama dituangkan dalam Hipotesis para Arkeolog bahwasannya di Goa-goa Karst Wonogiri juga terdapat fosil-fosil peninggalan Manusia Purba puluhan ribu tahun yang lalu, seperti juga yang telah pernah diteliti di Kabupaten Pacitan dan Wonosari ( Gunung Kidul ).Namun bukti-bukti fisik yang mendukung untuk itu belumlah ada, hingga sampai saat ini dapat dikatakan masih dalam praduga.
Berawal dari petugas Staf Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga ( Disbudparpora ) Kabupaten Wonogiri, Bidang Kesejarahan dan Nilai Tradisional Kebudayaan, dalam melakukan Inventarisasi Cagar Budaya, menemukan sebuah benda menyerupai sebuah pisau yang terbuat dari tulang pada bulan Juni 2012 lalu di Goa Song Gilap. Untuk selanjutnya benda temuan tersebut dikirimkan ke Balai Pelestarian Cagar Budaya ( BPCB ) Jawa Tengah, ujar Gunar seorang staf Disbudparpora Kabupaten Wonogiri kepada Wartawan disela-sela Tim  dari  BPCB dan para Arkeolog dari Universitas Gajah Mada ( UGM ) melakukan penggalian di Goa Song Gilap Dusun Donggala Desa Gebangharjo Pracimantoro. Beliau juga menuturkan bahwa pada Medio tahun 2004 – 2005, Warga sekitar Goa  yang melakukan penambangan di Goa tersebut pernah menemukan Tengkorak. Namun tidak dilaporkan.
jejak manusia purba3
Berdasarkan temuan-temuan tersebut, maka Tim BPCP Jawa Tengah bersama para Arkeolog Universitas Gajah Mada ( UGM ) melakukan penggalian atau Ekskavasi.( Tim terdiri dari  6 orang dari BPCP Jawa Tengah, 1 Dosen dan 4 Mahasiswa dari UGM, 1 dari Dinas Disbudparpora Kabupaten Wonogiri, serta 3 warga sekitar ).
Tim mulai melakukan penggalian pada hari Senin ( 24/6)  dan direncanakan berakhir nanti pada hari Sabtu ( 29/6 ). Ketua Tim  Ekskavasi/Penggalian  Sugeng Widodo menuturkan, sampai hari ke 4 ( 27/6 ) ini, kami telah menemukan tulang-tulang “Macaca” ( sebangsa kera ), Cangkang Kerang, Batu-batu Arang yang telah menjadi Fosil Sampai saat ini Kamis ( 27/6 ) petak-petak penggaliannya telah berjumlah 6 petak, dan penemuan terakhir hari ini adalah Tulang Gigi serta peralatan untuk menghaluskan/menumbuk yang terbuat dari batu ( Spatula ).[Djarot]
- See more at: http://www.infowonogiri.com/baca/wonogiri-hari-ini/2013/06/28/mencari-jejak-manusia-purba-di-pracimantoro/#sthash.NyIpRsGL.dpuf


Wonogiri (Soloraya Online) – Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jateng kini tengah menggelar eskavasi atau penggalian dan penyelamatan situs Gua Song Gilap, Dusun Danggolo, Desa Gebangharjo, Kecamatan Pracimantoro, Wonogiri.
Kemarin, tim berhasil menemukan beberapa artefak, tulang-belulang primata (kera), serta puluhan cangkang kerang di gua tersebut.
Temuan itu mengindikasikan bahwa, gua itu pernah menjadi tempat peradaban atau setidaknya tempat tinggal manusia zaman prasejarah. Tulang-belulang dan cangkang kerang tersebut diduga sisa makanan para penghuni gua.
Ketua tim penggalian dan penyelamatan situs, Sugeng Widodo mengatakan, eskavasi situs itu dilakukan mulai Senin-Sabtu (24-29/6/2013). “Kemarin (Senin 24/6), kami sudah membuat lay out (petak-petak sampel penggalian).
Sampai hari ini (kemarin) sudah ada temuan artefak prasejarah dan tulang-tulang binatang,” katanya
Pihaknya meneliti gua tersebut karena survei awal menyatakan telah ada indikasi kehidupan prasejarah di tempat itu. Saat survei awal itu, peneliti menemukan beberapa artefak di permukaan tanah. Adapun penelitian kali ini difokuskan pada mulut gua untuk mengetahui sejauh mana potensi temuan yang ada di Gua Song Gilap.
Dia menambahkan, Gua Song Gilap merupakan satu dari lima gua yang sedang diinventarisasi untuk diusulkan menjadi benda cagar budaya. Ke limanya adalah Gua Song Gilap, Sodong, Tembus, Mrica, dan Potrobunder. “Selama ini, belum ada gua di Wonogiri yang dijadikan cagar budaya. Oleh karena itu, kami berharap temuan penelitian ini berpotensi mendukung Gua Song Gilap menjadi cagar budaya,” harapnya.
Sementara itu, arkeolog UGM, JSE Yuwono yang ikut dalam penelitian itu menerangkan,  ditemukan artefak berupa spatula. Yaitu tulang binatang yang telah diruncingkan dan dihaluskan. Selain itu ada fragmen atau kepingan gerabah. Adapun tulang-belulang yang ditemukan berupa tengkorak kera ekor panjang, cangkang kerang, dan tulang binatang lainnya.
Penelitian yang telah dilakukan pada beberapa gua di Wonogiri menunjukkan, gua telah menjadi tempat bermukim manusia purba selama ribuan tahun. Kehidupan pada gua-gua di Pegunungan Seribu (Gunung Sewu) mematahkan teori yang dianut selama ini. Di mana, kehidupan manusia purba selama ini diduga nomaden (berpindah-pindah tempat). “Tetapi di Gunung Sewu, manusia purba menetap di satu gua selama ribuan tahun,” ujarnya.(Tarmuji)