Rabu, 17 Oktober 2012

Museum Karst Di Wonogiri dan Peradaban Prasejarah

01 Maret 2012 |

 

KORANJURI.COM - Museum yang berada di Kecamatan Pracimantoro Kabupaten Wonogiri ini, menjadi salah satu kawasan Karst Dunia. Museum yang dibangun pada tahun 2008 ini diresmikan tahun 2009, namum pembukaanya baru pada tahun 2010. bangunan Museum seluas 24,6 HA ini berdiri di atas lahan seluas kurang lebih 3.000 m2.

Bangunannya didesain dengan nuansa futuristik dan terdiri dari tiga lantai. Lantai atas merupakan ruang auditorium, sedangkan lantai dua merupakan tempat edukasi dan koleksi bebatuan stalagtit maupun stalagmit yang ada di sekitar kawasan Museum Karst. Sedangkan bangunan lantai dasar merupakan ruang replika manusia pra sejarah dan kehidupannya.

Selain bangunan utama, terdapat juga beberapa bangunan lainya di kawasan Kars. Beberapa di antaranya menara Karst, pusat laboratorium Geologi, Pura pemujaan dan beberapa Ruko yang masih belum selesai tahap pembangunanya

“Pengunjung Museum Kars sampai saat ini masih sepi, paling banyak pengunjung yang datang hanya 500 orang perminggu. Itupun datang dari siswa sekolah yang ingin mengenal lebih jauh peradaban prasejarah dan goa yang ada di kawasan Karst ini,” kata Nining (24), salah satu karyawan Museum Karst.


SUMBER

Karst Pegunungan Sewu


Karst Pegunungan Sewu
Kawasan Karst Pegunungan Sewu sangatlah unik. Di bagian atas, ia terdapat lebih dari 40.000 bukit berbentuk kerucut. Sedangkan di bawahnya terdapat sekitar 119 gua yang cantik memesona.

Secara administratif, kawasan Karst Pegunungan Sewu menjangkau tiga kabupaten, yakni Gunungkidul, Wonogiri, dan Pacitan. Kawasan kapur yang terbentuk selama jutaan tahun itu, dari atas permukaan (eksokarst) tampak puluhan ribu bukit yang begitu menggoda.

Bayangkan, berdasarkan catatan, untuk kawasan karst di Gunungkidul seluas 13.000 kilometer persegi saja dihuni oleh sekitar 40.000 bukit berbentuk kerucut. Beberapa perbukitan karst ini memiliki aneka potensi yang tak ternilai harganya, seperti sebagai laboratorium ilmu pengetahuan, wisata pendidikan dan alam.

Sementara itu, dilihat dari bawah permukaan (endokarst), terlihat lembah-lembah karst, telaga karst, dan 119 gua yang aduhai eloknya. Selain memiliki stalaktit dan stalagmit yang memikat, di bawah gua-gua itu juga mengalir sungai bawah tanah.

Dengan berbagai keajaiban alam itu, tidaklah berlebihan kalau para speleolog (ahli perguaan) dunia atau International Union of Speleology pada tahun 1993 mengusulkan Kawasan Karst Pegunungan Sewu masuk sebagai salah satu warisan alam dunia.

SUMBER

Gunung Sewu (Thousand mountains) is the name for the karst region of southern central Java that lies to the south east of Yogyakarta, south of Surakarta, and is considered a very dry and poor socio-economical region in Java. It has poor rainfall compared to the volcanic mountain areas to the north and east. Administratively most of the region is part of Gunung Kidul Regency, within the Yogyakarta province besides Wonogiri Regency and Pacitan Regency. In 1993, the world speleologs proposed Sewu Mountains Karst Area as a world heritage. And on December 6, 2004 Sewu Mountains and South Gombong have been announced as eco-karst.
It is a region where archaeological evidence shows very early human activity
It is very popular with cavers. There are 119 caves below of about 40,000 karst cone hills in 13,000 square kilometer area

Rabu, 10 Oktober 2012

Rute Bus Solo -Praci




SUMBER


Jam Keterangan Nama Bus Jalur
06.45 Ke Solo Al Amin Solo-Wonogiri-Pracimantoro
08.51 Ke Solo Raya Solo-Wonogiri-Pracimantoro
08.29 Ke Solo Raya Solo-Wonogiri-Pracimantoro
08.04 Ke Solo Dharma Putra Solo-Wonogiri-Pracimantoro
08.25 Ke Solo Dharma Putra Solo-Wonogiri-Pracimantoro
06.09 Ke Solo Al Amin Solo-Wonogiri-Pracimantoro
09.20 Dari Solo Purwo Widodo Solo-Wonogiri-Pracimantoro-Solo-Slogohimo-Purwantoro
17.55 Dari Solo Purwo Putro Solo-Wonogiri-Pracimantoro
12.08 Dari Solo Serba Mulya Solo-Sukoharjo-Wonogiri-Pracimantoro
11.30 Dari Solo Gunung Mulia Solo-Wonogiri-Jatisrono-Slogohimo-Purwantoro
12.21 Dari Solo Sedya Mulya Solo-Wonogiri-Pracimantoro

Rute Yogyakarta - Pracimantoro


gambar diatas adalah Rute Pracimantoro dari Jogjakarta


Purwo Widodo adalah satu-satunya Bus yang bertahan sampai sekarang melayani rute Batu(wng)-Praci-Wn.Sari-Jogja. Keberangkatan pertama dari terminal Jogja 04.00 WIB, keberangkatan terakhir 18.00 WIB

Peta Wisata Kab. Wonogiri

Jika dilihat dari peta diatas dari Pracimantoro ke Pantai Nampu dan Sembukan cukup strategis. Kalau wisatawan dari Solo maupun Jogja biasanya naik angkutan umum sampai ke terminal Praci. Dari situ perjalanan bisa dilanjutkan dengan ojek atau sewa mobil. Tinggal minta nomor HP bila mau drop off lalu jemput ke-esokan harinya.

Selasa, 09 Oktober 2012

Museum Karst Pracimantoro

Kamis, 03/06/2010 09:00 WIB
WONOGIRI—Museum Karst yang sejak 30 Juni 2009 lalu diresmikan oleh Presiden, mulai Rabu (2/6) resmi dibuka untuk umum. Selama ini, museum yang terletak di Desa Gebangharjo, Kecamatan Pracimantoro, Wonogiri  itu hanya menerima rombongan dinas serta rombongan siswa dari sekolah. Itu pun harus dengan izin terlebih dulu.
Peresmian museum kars tersebut dilakukan oleh Wakil Bupati Wonogiri, Y Soemarmo, yang mewakili Bupati.  Hadir juga dalam kesempatan itu, Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, R Sukhyar.
Bersamaan dengan itu, dilakukan penandatanganan naskah kerja sama pemanfaatan kawasan karst sebagai sarana edukasi, rekreasi, dan informasi. Dalam sambutannya, Sukhyar menjelaskan, kawasan karst adalah fenomena alam yang terlihat dari bentuk alam yang unik sebagai hasil dari proses pelarutan batuan karbonat, yang kebanyakan didominasi batuan gamping.
“Ciri utama kawasan seperti ini bisa dilihat dengan keberadaan topografi daerah yang berbentuk menara dan kerucut serta ditemukan banyak gua dengan stalaktit dan stalakmit. Selain itu kawasan ini banyak terdapat sungai bawah tanah dan banyak sumber mata air. Oleh karena itu, kawasan seperti ini bisa dikembangkan menjadi objek wisata alam,” katanya.
Konsekuensi yang timbul, kawasan karst perlu dikonservasi agar keberadaannya tetap terjaga. Dengan kata lain, harus dihindari keberadaan kawasan karst sebagai aset ekonomi justru merusak kawasan itu sendiri.
Museum karst senilai Rp 19 miliar yang mulai dibangun 2 Juli 2008, dibiayai dengan dana dari pusat, provinsi, dan sebagian dari APBD. Kawasan museum tersebut berdiri di atas lahan seluas 29,86 hektare. Sementara khusus bangunan museum dengan tiga lantai itu seluas 2,2 hektare. Sisanya untuk kawasan parkir dan jalan menuju museum dari jalan raya. (son)

SUMBER 

Dikelilingi Enam Gua, Menjadi Rest Area Jalur Lintas Selatan Jawa


WONOGIRI. Lokasi bangunan Museum Kars tergolong istimewa dan strategis. Menempati lahan seluas 3,5 hentar, lokasi kompleks bangunan museum berbentuk limas ini berada di lembah diantara perbukitan kars Pegunungan Sewu. Disekitar lokasi ini terdapat enam gua dan satu luweng yang memperkaya khazanah kars di museum ini.

Paling dekat adalah Gua Sodong hanya berjarak sekitar 100 meter  dari bangunan utama museum. Gua ini memiliki lorong panjang dan mempunyai bentukan stalaktit danstalakmit yang masih hidup. Di dalam gua ini terdapat sungai bawah tanah dan sumber air yang sudah sejak lama dijadikan sumber air oleh penduduk setempat.

Kemudian ada Gua Tembus. Berada di bukit yang di sisi kiri lokasi museum, gua ini memiliki panjang lorong sekitar 50 meter serta mempunyai dua mulut gua. Selanjutnya adalah Gua Petro-Bunder yang mempunyai bentukan stalaktit dan stalakmit dengan kristal kalsit yang sangat spesifik sehingga tampak memiliki keunikan tersendiri.

Selanjutnya adalah Gua Gilap. Gua ini merupakan bentukan dolina dengan tebing vertikal serta memiliki bentukan stalaktit yang unik dan terdapat gua di dasar dolina yang belum tereksplorasi. Selain gua-gua tadi disekitar tempat itu juga terdapat Gua Mrica yang merupakan gua kecil dan Gua Sonya Ruri.

Berikutnya adalah Luweng Sapen. Ini merupakan gua vertikal dengan sungai bawah tanah di dasarnya. Sungai bawah tanah ini telah diturap untuk memenuhi kebutuhan air bagi penduduk di tiga dusun di Desa Gebangharjo.

Seluruh lokasi gua-gua tadi lahannya sudah di bebaskan oleh Pemerintah Kabupaten Wonogiri. Menurut Camat Pracimantoro S Sudibyo pembebasan lahan itu antara lain bertujuan untuk dijadikan kawasan konservasi guna mengamankan keberadaan gua-gua kars tersebut.

Selama ini gua-gua tersebut sebagian berada di lahan milik masyarakat sehingga aspek keamanan dan pengelolaannya tergolong rendah. Padahal di dalam gua-gua tersebut terdapat stalaktit dan stalakmit yang perlu dijaga kebaradaannya. Selain itu berbagai sumber air dalam gua juga perlu dijaga karena sangat penting bagi masyarakat.

Selain dikelilingi gua, lokasi kompleks Museum Kars berada di jalur jalan lintas selatan Jawa Bagian Tengah yaitu yang menghubungkan kota Wonogiri (Jawa Tengah) dengan kota Wonosari (Yogyakarta). Museum ini berjarak 40 Km ke arah selatan Wonogiri dan 30 Km ke arah timur Wonosari. Oleh sebab itu lokasi museum ini sangat cocok sebagai rest area bagi pengguna jalur lintas ini.

SUMBER